Ibnu Sina, yang dikenal sebagai Avicenna di dunia Barat, adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah ilmu pengetahuan dan kedokteran pada abad pertengahan.
Ia memiliki nama lengkap Abu Ali Al Hussain Ibnu Abdullah Ibnu Sina. Lahir pada tahun 980 Masehi di Bukhara, yang kini merupakan bagian dari Uzbekistan.
Ibnu Sina meninggal dunia pada bulan Juni 1037 dan dimakamkan di Hamadan, sebelah tenggara Teheran, Iran. Pada tahun 195, makamnya diperbarui dan diubah menjadi museum yang dilengkapi dengan perpustakaan yang memiliki ribuan koleksi buku.
Selain dikenal sebagai seorang filsuf, Ibnu Sina juga merupakan seorang ahli dalam bidang kedokteran. Sejarah intelektualnya tercatat dalam 450 karya tulis, tetapi hanya 240 judul yang selamat hingga saat ini.
Ketertarikan Ibnu Sina terhadap ilmu kedokteran dimulai pada usia 16 tahun. Di masa remajanya, ia tidak hanya mempelajari teori kedokteran, tetapi juga melakukan praktik dengan membuka pelayanan kesehatan bagi orang-orang yang sakit.
Ketekunannya dalam belajar membawanya untuk menemukan berbagai metode pengobatan baru. Salah satu pasien yang berhasil ia sembuhkan adalah penguasa Bukhara, Raja Nuh Ibnu Manshur.
Banyak literatur menyebutkan bahwa ada banyak dokter yang mampu mengobati sang raja, namun Ibnu Sina, dengan izin Allah SWT, berhasil menyembuhkannya.
Keberhasilannya itu memberinya akses ke perpustakaan Raja yang berisi manuskrip-manuskrip langka, yang kemudian mendukung kegiatan penelitiannya.
### Karya Ibnu Sina
Karya terbesar dan paling berpengaruh Ibnu Sina dalam bidang kedokteran adalah “Al-Qanun fil-Tibb,” sebuah ensiklopedia medis monumental yang menggabungkan pengetahuan medis dari berbagai budaya dan peradaban sebelumnya.
Buku ini bukan hanya menjadi rujukan utama di dunia Islam, tetapi juga menjadi panduan penting bagi praktisi medis di seluruh dunia selama berabad-abad.
Dalam buku ini, Ia menyebutkan bahwa sakit tidak selalu disebabkan oleh fisik yang lemah, tetapi bisa juga akibat masalah kejiwaan.
Buku ini juga memberikan kontribusi bagi kedokteran modern, termasuk penemuan beberapa penyakit menular, salah satunya tuberkulosis (TBC).
Perlu dicatat bahwa Ibnu Sina adalah dokter pertama yang mendiagnosis meningitis, masalah pada bagian mata, dan katup jantung, serta menemukan hubungan antara saraf dan nyeri otot.