PP. DARUSSALAM- Dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan mengadakan lomba-lomba yang diikuti oleh para santri isti’dad-ibtida’i-dan tsanawy. Suasana lomba kemerdekaan di pesantren penuh dengan semangat, kegembiraan, dan patriotisme. Di tengah hiruk-pikuk anak-anak yang bersemangat mengenakan sarung dan peci, terasa atmosfer yang agamis, khas nan berbeda. Bendera merah putih berkibar dengan gagahnya di sepanjang area pesantren, memberi suasana kebangsaan yang mendalam.
Berbagai lomba digelar, mulai dari volly ball, futsal, tahan tawa, hindari air, pindah gelas pakai balon, bola terong, hingga cantel topi.
Suara riuh rendah para santri yang bersorak mendukung rekan sekelas nya, nyanyian yel-yel, dendang musik sederhana dan riuh tawa-canda dengan antusiasme, menciptakan suasana ramai nan ceria.
Di panggung utama, terdapat pertunjukan-pertunjukan yang menggugah semangat nasionalisme. Ada para santri berbakat yang mengayunkan tangan dalam permainan volly, smash keras kesana-sini dan ayunan tendangan kaki para pemain futsal dalam waktu yang berbeda. Dimana perlombaan berlangsung dari tanggal 3-17 Agustus yang di komandoni oleh Ust. Muslihun dan Ust. Agus Adib.
“Perlombaan 17-an kali ini, khusus nya volly dan futsal sangat menegangkan, karena pemain-pemain dari masing-masing kelas pada tahun ini memilikki bakat yang seimbang”. Ujar Ust. Musihun selaku panitia.
Kemeriahan memuncak saat perlombaan laga final volly ball antara kelas SP VS I Ibtida’i dan Futsal antara kelas II Tsanawy vs I Ibtida’i. Lomba tambah semarak saat kedua pemain saling semangat keras memperoleh poin dan memicu antusias para pendukung.
Jajaran pengurus pesantren juga berpartisipasi dalam suasana tersebut, mendukung para juniornya dengan semangat yang sama. Semangat persaingan antar-kelas atau antar-tim menjadi pendorong dalam lomba-lomba yang diadakan. Meskipun kompetitif, suasana tetap penuh keceriaan dan sportivitas. Setiap partisipan merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar daripada sekadar lomba, yakni perayaan kebebasan dan kedaulatan negara.
“ini bukan hanya sekedar perlombaan, namun menyimpan tadzakkur dan tadabbur terhadap semangat para pahlawan yang telah berjuang dan telah mendahului kita”. Ujar Ust. Nanang Kustiyanto di sela-sela perlombaan selaku ketua ponpes.
Secara keseluruhan, suasana lomba kemerdekaan di pesantren menghadirkan harmoni antara semangat kompetisi dan semangat persatuan. Para santri belajar untuk menghargai sejarah dan perjuangan bangsa mereka, sambil merayakan kebersamaan sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang merdeka.